PENATAAN KAWASAN MASCETI


PROPOSAL PENATAAN KAWASAN PANTAI MASCETI

I.    Latar Belakang
Kawasan Pantai Masceti yang berada dalam wilayah teritorial Desa Medahan, merupakan kawasan yang memiliki tiga fungsi strategis yang perlu dijaga eksistensinya, dilestarikan dan dikembangkan yaitu sebagai tempat melakukan kegiatan ritual agama Hindu, sebagai pilot project (perintis) pengendalian abrasi, serta sebagai tempat pengembangan wisata alam dan spiritual. Ketiga fungsi tersebut juga merupakan implementasi dari konsep Tri Hita Karana yaitu wujud hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, dengan sesamanya, serta dengan lingkungannya, dalam rangka mencapai kesejahteraan material dan spiritual.
Dalam kaitannya dengan kegiatan ritual keagamaan, Kawasan Pantai Masceti sangat sering dijadikan tempat pelaksanaan upacara Melasti oleh umat Hindu dari berbagai desa di Gianyar pada khususnya dan Bali pada umumnya. Selain Melasti, Pantai Masceti juga sering menjadi tempat pelaksanaan upacara Nganyut. Dalam Kawasan Masceti terdapat Pura Masceti yang merupakan Pura Dang Kahyangan dan Pura Swagina.  Mengingat pentingnya fungsi dan peran Pura Masceti, maka eksistensinya perlu dijaga dari generasi ke generasi sebagai upaya peningkatan sradha bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, wahana pembinaan umat,  serta untuk memberikan vibrasi positif yang bernuansa spiritual dan religius bagi umat Hindu.
Pantai Masceti juga memiliki peran besar dalam usaha pengendalian dampak abrasi. Saat ini, di sepanjang Pantai Masceti telah dibangun senderan penahan abrasi oleh masyarakat dan pemerintah, namun semua itu perlu dilanjutkan untuk mengoptimalkan fungsinya serta menambah nilai estetikanya, sehingga diperlukan komponen-komponen asesoris sebagai pelengkap agar lebih menarik untuk dilihat. Selain itu diperlukan juga penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon peneduh di sepanjang pantai sebagai  pemegang tanah dan membuat suasana menjadi lebih rindang dan sejuk.
Kawasan Pantai Masceti memiliki potensi pengembangan pariwisata yang unik dengan prospek yang cukup menjanjikan yaitu kombinasi antara wisata spiritual, wisata budaya, dan wisata alam/pantai yang disinergikan berdasarkan hirarki kegiatannya. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Gianyar tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pariwisata Lebih tahun 2002-2012, beberapa kawasan pantai yang akan dikembangkan sebagai obyek wisata antara lain Pantai Biaung, Pantai Gumicik, Pantai Purnama, Pantai Saba, Pantai Masceti, Pantai Lebih dan Pantai Siyut. Proses Penataan Kawasan Pantai Masceti perlu dilanjutkan sehingga menjadi tempat yang representatif untuk mewadahi aktivitas wisata seperti yang telah disebutkan diatas. Kombinasi yang harmonis antara wisata budaya bernuansa spiritual dengan wisata alam/pantai diharapkan dapat menjaga eksistensi budaya lokal, memberikan peningkatan kualitas spiritual, sekaligus membuka kesempatan usaha pengembangan ekonomi kerakyatan bagi masyarakat lokal. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 1991 tentang Pariwisata Budaya, dimana pembangunan obyek dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan social budaya.
Dengan adanya segenap potensi dan permasalahan seperti yang telah diuraikan diatas, maka perlu dilakukan suatu usaha penataan Kawasan Masceti untuk meningkatkan kualitas lingkungan, fungsional dan estetika kawasan.

1.1.  Permasalahan
Dalam upaya pengembangan potensi Pantai Masceti, terdapat beberapa hal yang perlu dipikirkan dan dikerjakan bersama melalui suatu bentuk koordinasi yang  jelas, yaitu:
  1. Penyaluran aspirasi masyarakat (Pengorganisasian yang jelas dan terarah). Dalam hal ini diperlukan kejelasan peran dari Lembaga Desa Dinas, Desa Pekraman, dan Subak. Pada Penataan Kawasan Masceti, ketiga lembaga tersebut perlu diorganisir dalam suatu format yang jelas untuk mencapai tujuan bersama.
  2. Landasan konstitusional (legalitas hukum) yang jelas
Pengelolaan sumber daya desa pesisir oleh masyarakat perlu memiliki legalitas hukum yang kuat yang tercermin melalui dukungan program pemerintah, diakui oleh masyarakat, serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  1. Landasan filosofis yang mendukung
Pengelolaan potensi Pantai Masceti hendaknya selalu berdasar pada kerangka filosofis ajaran agama dan mampu memajukan nilai-nilai budaya setempat.
  1. Rumusan program kerja jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk menjabarkan secara lebih riil/terinci tentang hal-hal yang perlu dilakukan.

1.2.  Visi dan Misi
1.3.1 Visi
Untuk menata Kawasan Pantai Masceti secara terpadu sebagai upaya minimalisasi dampak abrasi (pelestarian lingkungan) dan pengembangan daya tarik wisata alam serta wisata budaya bernuansa spiritual.
1.3.2. Misi
  1. Membentuk suatu susunan organisasi Badan Perencana dan Pelaksana Penataan Kawasan Pantai Masceti dengan melibatkan unsur Desa Dinas, Desa Pekraman, dan Subak untuk merencanakan dan mengkoordinasikan program pengembangan potensi Kawasan Pantai Masceti melalui suatu rumusan program kerja jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk menjabarkan secara lebih real/terinci tentang hal-hal yang perlu dilakukan.
  2. Melakukan penataan fisik Kawasan Pantai Masceti yang ramah lingkungan, berwawasan budaya, serta bermanfaat bagi masyarakat, yang selanjutnya akan dijabarkan melalui suatu program kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

II. Program Kerja
2.1.Program Kerja Jangka Pendek
a.      Mensosialisasikan tentang rencana penataan kepada masyarakat melalui Lembaga Subak Pengemong Pura Masceti, Desa Pekraman, dan Badan Permusyawaratan Desa (Desa Dinas).
b.      Mengajukan Proposal Penataan Kawasan Pantai Masceti kepada Pemerintah untuk memperoleh dukungan dana dan bimbingan teknis perencanaan dan pelaksanaan.
c.       Membentuk Susunan Panitia Penataan Pantai Masceti beserta uraian tugasnya.
d.      Kegiatan Teknis Penataan:
·      Melanjutkan pemasangan senderan penahan abrasi sehingga menjadi lebih tinggi, dikuti dengan penimbunan tanah di pinggir pantai. Senderan tersebut perlu difinishing agar menampilkan kesan alami, serta perlu dilengkapi dengan asesoris berupa karya seni rupa yang bermakna filosofis.
·      Melakukan penghijauan dengan menanam tumbuhan peneduh disepanjang pantai.
·      Pengerasan jalan atau jalur-jalur sirkulasi dalam Kawasan Pantai Masceti supaya menjadi lebih permanen untuk mewujudkan kenyamanan bagi para pengunjung atau umat yang bersembahyang ke Pura Masceti (dapat dilihat pada lampiran gambar)
·      Membuat pembagian zona yang jelas antara tempat untuk kegiatan yang bersifat sakral dan tempat untuk kegiatan yang bersifat profan sesuai hirarki kegiatannya.
·      Di Jaba Sisi Pura Masceti telah dibangun Sekretariat Pekaseh Pasedahan Yeh Pakerisan Teben yang sekaligus dapat difungsikan sebagai Pusat Informasi bagi Umat Hindu tentang sejarah Pura Masceti maupun informasi tentang kegiatan wisata spiritual bagi para pengunjung/wisatawan.

2.2.Program Kerja Jangka Menengah
a.      Menyusun rencana kegiatan wisata spiritual yang akan diimplementasikan pada Kawasan Masceti, seperti kegiatan meditasi/yoga yang dilakukan secara terjadwal. Dalam hal ini diperlukan bimbingan teknis dari Pemerintah (Dinas Pariwisata), jalinan kerjasama dengan Lembaga atau Yayasan yang bergerak di bidang kerohanian yang sering melakukan kegiatan meditasi atau yoga, serta jalinan kerjasama dengan pelaku pariwisata lainnya.
b.      Menyiapkan sarana infrastruktur yang dapat menunjang kenyamanan kegiatan wisata tersebut.
c.       Membuat signboard (penanda/papan nama) di Simpang empat Jl. Prof.Dr. IB Mantra sebagai penunjuk jalan ke Pantai Masceti. Signboard ini dibikin semenarik mungkin dilengkapi dengan asesoris misalnya patung selamat datang atau karya bernilai seni lainnya.
d.      Menyiapkan tempat untuk kegiatan ekonomi masyarakat lokal sehingga kegiatan wisata yang dikembangkan dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Warung-warung yang ada sekarang merupakan bangunan temporer yang terkesan kumuh. Pengelola Kawasan Pantai Masceti pada nantinya diharapkan dapat menyediakan kios bernuansa tradisional yang lebih rapi dan estetis. Selain itu kios-kios tersebut juga dapat menjual hasil kreativitas karya seni masyarakat, seiring perkembangan kegiatan wisata di  Pantai Masceti.


2.3.Rencana Penataan Pantai Masceti untuk Jangka Panjang
Penataan bibir Pantai Masceti hendaknya lebih diutamakan pada tiga titik spot kawasan yaitu 1.Loloan Karang Mantung di sebelah barat, 2.Titik tengah (depan jalan masuk ke pantai), 3. Loloan di sebelah timur kawasan.
Penempatan taman dan monumen seperti tertera pada sketsa diatas memiliki multifungsi antara lain:
Ø  Sebagai sarana untuk meminimalisasi dampak abrasi (sebagai monumen pemecah gelombang)
Ø  Sebagai sarana untuk meningkatkan keindahan (estetika) kawasan sehingga monumen tersebut dapat menjadi pusat orientasi (landmark) kawasan.
Ø  Pada titik-titik spot kawasan Pantai Masceti dirancang suatu elemen fisik berupa taman dan monumen dari para tokoh spiritual yang telah berjasa terhadap Bali dan ajaran-ajarannya patut dijadikan bahan renungan dalam rangka mengajegkan Bali. Penempatan dari elemen fisik tersebut dapat dilihat pada sketsa gambar diatas.
ØSebagai subjek (menimbulkan keindahan bernuansa spiritual, penahan abrasi) dan sebagai objek (tempat rekreasi).